Spandex atau juga dikenal sebagai "elastane" adalah serat sintetis yang dikenal karena elastisitasnya yang luar biasa. Spandex juga dianggap tahan lama, tetapi kurang tahan lama dibandingkan pesaing utamanya, lateks non-sintetis alami.
Bahan berbasis polimer ini dapat meregang hingga 600% dan kembali ke bentuk aslinya tanpa kehilangan integritasnya, meskipun serat ini dapat kehilangan integritasnya seiring waktu dengan peregangan yang teratur. Tidak seperti banyak kain sintetis lainnya, spandeks adalah poliuretan dan karenanya memiliki karakteristik elastisitas.
Spandex adalah kopolimer poliuretan dan poliurea yang dikembangkan pada tahun 1959 oleh ahli kimia KL Sundquist dan Joseph Shivers dari DuPont Benger Laboratory di Waynesboro, Virginia. Ketika diperkenalkan, bahan ini merevolusi banyak bidang industri garmen.
Spandex terbuat dari polimer rantai panjang yang disebut poliuretan, yang dibuat dengan mereaksikan poliester dengan diisosianat. Polimer tersebut diolah menjadi serat menggunakan teknik “dry spinning”. Spandex pertama kali dibuat pada awal 1950-an dan pada awalnya dikembangkan sebagai pengganti karet. Meskipun pasar spandeks masih relatif kecil dibandingkan dengan serat lain seperti katun atau nilon, penggunaan baru untuk spandeks terus ditemukan.
Spandex telah menggantikan karet di banyak bidang industri garmen, memungkinkan orang mengenakan pakaian ketat tanpa mengurangi masalah pernapasan. Serat ini juga dianggap lebih baik dari karet karena serat spandeks lebih kuat, lebih ringan dan lebih fleksibel. Bahan ini biasa digunakan untuk membuat pakaian olahraga seperti celana pendek bersepeda, celana renang, bra, pakaian kompresi bedah, dll.
Pada beberapa orang, spandeks dapat menyebabkan reaksi alergi dan mengiritasi kulit sensitif karena mengandung beberapa bahan kimia berbahaya. Jika ini terjadi, hentikan penggunaannya. Dengan memastikan pakaian Anda juga tidak mengandung karet atau lateks, yang semakin mengiritasi kulit, Anda dapat mencegah reaksi negatif terhadap kain.
Bagaimana cara kerja serat ini?
Serat spandeks terdiri dari banyak benang polimer. "Ulir" ini terdiri dari dua jenis segmen: segmen panjang yang tidak beraturan dan segmen pendek yang kaku. Segmen panjang untuk tegangan (elastis) dan segmen pendek untuk sambungan (resistansi).
Dalam kondisi normal, segmen tidak beraturan ini memiliki struktur molekul acak. Mereka dicampur dalam urutan acak yang membuat spandeks lembut.
Sementara molekul berada di segmen lain (segmen padat), mereka bergabung bersama dan memberi struktur pada serat itu. Ketika diregangkan (atau diregangkan), serat diregangkan dan ikatan antara sisi dalam segmen kaku ini terputus, menyebabkan segmen lainnya (segmen panjang) meregang dan memanjang.
Ketika molekul segmen kaku diregangkan dan ditahan hingga panjang maksimumnya, mereka bersatu dan memperkuat serat. Segera setelah tarikan dilepaskan, segmen memanjang pertama kembali ke bentuk aslinya. Menggunakan sifat elastis serat spandeks, para ilmuwan dapat membuat bahan dengan berbagai tingkat peregangan yang diinginkan.
Bahan berbasis polimer ini dapat meregang hingga 600% dan kembali ke bentuk aslinya tanpa kehilangan integritasnya, meskipun serat ini dapat kehilangan integritasnya seiring waktu dengan peregangan yang teratur. Tidak seperti banyak kain sintetis lainnya, spandeks adalah poliuretan dan karenanya memiliki karakteristik elastisitas.
Spandex adalah kopolimer poliuretan dan poliurea yang dikembangkan pada tahun 1959 oleh ahli kimia KL Sundquist dan Joseph Shivers dari DuPont Benger Laboratory di Waynesboro, Virginia. Ketika diperkenalkan, bahan ini merevolusi banyak bidang industri garmen.
Spandex terbuat dari polimer rantai panjang yang disebut poliuretan, yang dibuat dengan mereaksikan poliester dengan diisosianat. Polimer tersebut diolah menjadi serat menggunakan teknik “dry spinning”. Spandex pertama kali dibuat pada awal 1950-an dan pada awalnya dikembangkan sebagai pengganti karet. Meskipun pasar spandeks masih relatif kecil dibandingkan dengan serat lain seperti katun atau nilon, penggunaan baru untuk spandeks terus ditemukan.
Spandex telah menggantikan karet di banyak bidang industri garmen, memungkinkan orang mengenakan pakaian ketat tanpa mengurangi masalah pernapasan. Serat ini juga dianggap lebih baik dari karet karena serat spandeks lebih kuat, lebih ringan dan lebih fleksibel. Bahan ini biasa digunakan untuk membuat pakaian olahraga seperti celana pendek bersepeda, celana renang, bra, pakaian kompresi bedah, dll.
Pada beberapa orang, spandeks dapat menyebabkan reaksi alergi dan mengiritasi kulit sensitif karena mengandung beberapa bahan kimia berbahaya. Jika ini terjadi, hentikan penggunaannya. Dengan memastikan pakaian Anda juga tidak mengandung karet atau lateks, yang semakin mengiritasi kulit, Anda dapat mencegah reaksi negatif terhadap kain.
Bagaimana cara kerja serat ini?
Serat spandeks terdiri dari banyak benang polimer. "Ulir" ini terdiri dari dua jenis segmen: segmen panjang yang tidak beraturan dan segmen pendek yang kaku. Segmen panjang untuk tegangan (elastis) dan segmen pendek untuk sambungan (resistansi).
Dalam kondisi normal, segmen tidak beraturan ini memiliki struktur molekul acak. Mereka dicampur dalam urutan acak yang membuat spandeks lembut.
Sementara molekul berada di segmen lain (segmen padat), mereka bergabung bersama dan memberi struktur pada serat itu. Ketika diregangkan (atau diregangkan), serat diregangkan dan ikatan antara sisi dalam segmen kaku ini terputus, menyebabkan segmen lainnya (segmen panjang) meregang dan memanjang.
Ketika molekul segmen kaku diregangkan dan ditahan hingga panjang maksimumnya, mereka bersatu dan memperkuat serat. Segera setelah tarikan dilepaskan, segmen memanjang pertama kembali ke bentuk aslinya. Menggunakan sifat elastis serat spandeks, para ilmuwan dapat membuat bahan dengan berbagai tingkat peregangan yang diinginkan.